Dispermasdesdukcapil: Kades di Jateng Diminta Maksimalkan BLT Dana Desa untuk Bantu Warga Kurang Mampu

    Dispermasdesdukcapil: Kades di Jateng Diminta Maksimalkan BLT Dana Desa untuk Bantu Warga Kurang Mampu
    Kepala Dispermasdesdukcapil Jawa Tengah Sugeng Riyanto

    MAGELANG - Para kepala desa di Jawa Tengah diimbau agar memaksimalkan BLT Dana Desa (DD), guna membantu warga kurang mampu. Hal itu untuk memfasilitasi mereka yang tidak mendapatkan bantuan sosial (bansos) dari Kementrian Sosial, seperti BST (Bantuan Sosial Tunai). Minggu (8/8/2021)

    Kepala Dispermasdesdukcapil Jawa Tengah Sugeng Riyanto menyebut, penggunaan dana desa untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) sudah diatur oleh pemerintah. Mereka yang tak masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) berhak mendapat bantuan yang bersumber dari dana desa.

    “Penggunaan BLT DD itu pasti (sudah diatur), diperuntukkan bagi mereka yang belum termasuk DTKS. BLT DD itu penyapu ranjau bagi yang belum dapatkan bantuan. Bertambah setiap bulan tidak apa-apa, yang penting ada musyawarah desa khusus (Musdesus), ” ujar Sugeng, belum lama ini.

    Ia menjelaskan, sesuai peraturan dari Kementrian Desa dan Kementrian Keuangan besaran BLT DD disesuaikan dengan Dana Desa yang diperoleh. Untuk desa yang mendapat DD kurang lebih Rp 800 juta, maksimal 25 persen diperuntukkan BLT DD. Desa dengan DD Rp 800 juta - Rp 1, 2 miliar, harus alokasikan 30 persen, terakhir desa yang mendapatkan DD di atas Rp 1, 2 miliar harus alokasikan 30 persen untuk BLT DD.

    “Yang tercatat pada kami, tahap pertama itu sudah salur 99, 99 persen, kurang satu desa di Pekalongan. Tahap kedua salur 54, 25 persen tahap ketiga saat ini salur 1, 62 persen itu yang dari BLT DD, ” jelasnya.

    Terkait banyaknya bantuan sosial yang tidak tepat sasaran, Sugeng enggan berkomentar lebih jauh. Ini karena, beberapa komponen bansos berasal dari kementrian sosial.

    Ditambahkan, untuk penyerapan Dana Desa, hingga akhir Juli 2021 realisasinya mencapai 60 persen. Sementara untuk penanganan Covid-19 dari Dana Desa sudah mencapai 93 persen.

    Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo banyak mendapat keluhan terkait bansos. Oleh karenanya, ia berencana melakukan kroscek data pada Menteri Sosial Tri Rismaharini, terkait validasi penerima bantuan.

    Keluhan yang disampaikan kepala desa bervariasi. Mulai dari sasaran yang tidak tepat sampai penghapusan data penerima.

    Seperti keluhan yang disampaikan Kades Tijayan Joko Laksono. Ia menyebut, di desanya ada seorang warga dipandang berada justru menerima BST.

    “Ada verifikasi yang harusnya tidak dapat, tapi masih muncul. Ada yang punya lima mobil malah entuk (dapat), ” sebutnya, lewat sambungan daring.

    “Hari ini saya sudah kirimkan surat ke Menteri Sosial mudah-mudahan Bu Risma merespon. Saya mau minta data penerima BST di Jateng siapa saja dari Kemensos. Nah kami akan overlay denfan data yang pernah diverifikasi di Bulan April dengan itu kita tahu mana yang bermasalah dan tidak, ” urai Ganjar.

    Editor : Jurnalis Indonesia Satu

    Agung Setiyo

    Agung Setiyo

    Artikel Sebelumnya

    Mengulas Sejarah Cagar Budaya Candi di Kecamatan...

    Artikel Berikutnya

    Wujudkan Desa Wisata Inovatif Berbasis Usaha...

    Berita terkait